Trip Bromo-Coban Rondo-Pulau Sempu


Jejak Langkahku kali ini mengadakan trip perjalanan ke Bromo, Coban Rondo dan Pulau Sempu.

1 April 2010
Pulang kantor terpaksa dipercepat neh he he he..takut ketinggalan pesawat yag jadwal boarding jam 20:00. Ternyata benar juga, perjalan bus Damri dari Blok M ke Bandara Soekarno Hatta sedikit terhambat di daerah Slipi, sekitar jam 19:15 sampai juga di Bandara. Di bandara sudah berkumpul temen-temen yang mengikuti trip ini yaitu : Bekti, Dili, Rico, Wisnu, Rudi, Danang, Anang Unie, Neta, Nevy, Irma, Kiki, Ita, Sulis, Mbak Ade dan Zaki. 3 orang menggunakan maskapai penerbangan city link dan sisanya menggunakan maskapai penerbangan Merpati. Merpati delay sekitar satu jam lebih.

Akhirnya sampai juga di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 23:00. Kami langsung disambut rekan saya Agus dan Via yang mengurus keperluan selama perjalanan kami di Jawa Timur ini. Tidak berlama-lama kami langsung menuju Bromo dengan terlebih dahulu mampir di warung untuk makan di tengah-tengah perjalanan.
Perjalanan menuju Bromo kami mengambil rute melewati Pasuruan. Rute-rute yang biasa ditempuh selain Pasuruan adalah Melewati Probolinggo dan Tumpang.

Sesampainya di Pos Bromo Tengger kami di haruskan pindah menggunakan jip-jip hardtop yang  banyak tersedia disana. Kami langsung ke Penanjakan I untuk menikmati sunrise. Saran saya untuk yang hobi moto jangan foto dari penanjkan satu karena berjubel dengan orang-orang apalagi hari libur. Saranku langsung aja ke penanjakan II atau antara penanjakan I dan II ada lokasi yang lebih leluasa untuk mengambil gambar. Disini juga ada kejadian mbak Ade sempat merasa pusing dan kehilangan keseimbangan sehingga jatuh pada saat jalan menuju Penanjakan I, setelah minum teh anget manis langsung seger buger lagi.
Karena kurang puas di Penanjakan I kami mengambil gambar juga di penanjakan II. Lumayan ngos-ngosan juga neh naek tanjakan disini. Setelah puas foto-fotoan kami langsung menuju ke lautan pasir.

Di lautan pasir kami sarapan dulu, sarapan pecel dingin dan mie instant, nasinya emang mengepul panas, tapi ketika nasi udah dipiring cepet banget dinginnya kaya es :D.Sepertinya sepiring pecel cukup memberikan tenaga untuk memulai trekking menanjak ke kawah Bromo. Rombongan berjalan pelan dan mulai membentuk kelompok-kelompok kecil yang jalannya seirama. Aku jalan paling belakang karena ingin memiliki waktu lebih untuk mengambil foto-foto selama perjalanan. Dalam perjalanan ini sudah terlihat lumayan berat bagi yang tidak pernah trekking naik gunung, padahal siksaan lebih berat akan menanti di keesokan harinya qiqiqiqi. Setelah puas berfoto-foto di puncak kami mulai trekking menuruni lereng bromo melewati anak tangga yang lumayan buat dengkul agak gemetaran. Cuaca sangat bersahabat sehingga langit terlihat sangat biru.
  
Perjalanan dilanjutkan menuju kota Malang dengan tujuan Coban Rondo-Batu. Selama perjalanan semuanya tertidur pulas. Bangun hanya karena kita harus makan siang di daerah kota Malang, Ini warung emang sedap betul. ada Rawon, ada Pecel, ada ayam goreng macem2 deh, jangan lupa kalo minum disini minum es beras kencur weennaaak. Mata segar kembali, perjalanan ke Coban Rondo melewati kota Batu dan jalanan tidak terlalu besar dan berkelok-kelok. Disisi kiri dibatasi oleh tebing dan disisi kanan jurang yang sangat dalam. Pemandangan yang disuguhkan sangat asri banget. Tak lama berselang kami sampai di Coban Rondo. Disambut dengan gerimis. Bagi penyuka fotografi langsung mempraktekan teknik slow speed pada aliran air terjun Coban Rondo. Menurut mitos kalau pacaran di daerah ini pasti hubungannya tidak langgeng karena namanya Coban Rondo yang artinya air terjun Janda (sendiri), terbukti dengan saya juga wkwkwwkwk. Dulu semasa SMA tempat tujuan pacaran disini juga.
Tujuan terakhir untuk hari ini adalah Villa di kota Batu. Udara yang sejuk sangat membuat tidur sangat nyenyak. Rencana mau jalan-jalan di Kota Malang gagal total karena sudah kecapean.





2 April 2010
Udara dingin membangunkanku di pagi hari, sebenarnya masih terasa malas untuk bangun tapi mengingat tujuan berikutanya adalah Pulau Sempu yang diperkiran jalan darat 2 jam naik perahu 30 menit dan jalan kaki di Pulau sempu menuju danau Segara Anak sekitar 1 jam lebih maka mau gak mau harus bangun dan mandi. Brrrrrrrr airnya sedingin air es. Mandi secepat kilat yang penting badan kena air dan sabun he he he...Jam 08:00 kami memulai melanjutkan perjalanan ke Pulau Sempu. Belum sempat tertidur di mobil kami sudah sampai di tempat parkir untuk menuju Pulau Sempu. Kita menyiapkan peralatan yang mana yang harus dibawa dan mana yang harus ditinggal. Fin dan snorkel termasuk barang wajib bawa. Banyak temen-temen yang berdandan ala pantai, sandal pantai, celana pendek. Aku memang kurang menyukai menggunakan sandal karena dari segi kenyamanan aku lebih merasa nyaman menggunakan sepatu trekking. Kami tidak langsung menyeberang ke Pulau Sempu, tetapi menunggu makan siang dulu di sini. Baru sekitar jam 12 an kami naek perahu dan menuju Pulau Sempu.

Kurang lebih 40 menit kami sampai di tepian P. Sempu. Banyak juga pengunjung yang arah balik. Terlihat lumpur mulai dari ujung rambut sampai kaki. Firasatku mengatakan medan trekkingnya kayanya cukup berat. Dari perbincangan kami dengan pengunjung yang arah balik dapat diketahui jalurnya menjadi rusak penuh lumpur akibat diguyur hujan semalaman. Mendengar cerita itu aku langsung pasang gaiters untuk mencegah lumpur masuk ke dalam sepatu. Ternyata trekkingnya memamng parah banget, lumpur bisa sampe semata kaki dan licinnya bukan main, tidak sedikit juga lumpur yang sampai sedengkul. Tidak jarang terdengar bunyi "gedebuk" menandakan seseorang telah jatuh. Ternyata banyak yang salah kostum, yang menggunakan sandal jepit atau sandal trekking atau sandal gunung menjadi sangat menyulitkan karena antar telapak kaki dan sandal sudah penuh dengan lumpur sehingga menjadi sangat licin. Sempat terjadi sedikit kecelakaan. Seseorang temen kami terjatuh karena terpeleset dan jatuhnya ke depan, kebetulan ada potongan batang kayu yang nonggol dan mengenai dadanya, untungnya masih bisa melanjutkan perjalanan. Agak susah menggambarakan bagaimana beratnya treknya ini yang bisa dijadikan perbandingan adalah bila jalan dalam cuaca dan keadaan normal jarak ini bisa ditempuh dalam waktu satu jam, akan tetapi bila berlumpur begini kami sampi di danau segara anakan membutuhkan waktu 4 jam. Sampai di segara anakan hari sudah sore banget dan mulai gelap sehingga kami belum bisa menikmati suasana Segara Anakan, kami langsung menceburkan diri di Danau untuk membasuh lumpur yang mengotori seluruh tubuh. Tapi perlu diketahui ini danau air asin jadi bayangkan sendirilah antar lumpur, keringet dan air laut suatu perpaduan yang saling mendukung untuk menjadi lengket ha ha ha....

Tak terasa hari sudah gelap, sebelum makan malam kami mencoba menghitung perkiraan rencana keesokan harinya kami harus mulai jalan pulang jam berapa. Setelah dihitung-hitung...alamak paling telat harus jam  8 pagi kami sudah jalan pulang. Jadi sia-sialah membawa peralatan skin diving berat-berat. Ya sudahlah nikmati waktu yang tersisa dengan makan malam dulu. Setelah makan kami tiduran di pinggir danau memandangi langit beralaskan matras. Lalu timbul ide untuk foto-fotoan dengan teknik slow speed...hasil fotonya seih biasa aja, tapi proses buat fotonya itu yang buat ngakak. Lalu muncul team lighting Zaki dan Wisnu, gak nyangka Zaki yang biasanya diem kalo jadi team lighting yang paling semangat qiqiqiqiq.

3 April 2010

Aku terbangun cukup pagi karena berencana mau ngambil foto dari atas bukit karang. Setelah ngambil beberapa foto lalu kami packing untuk menuju pulang. Pada saat pulang inilah Danau Segara Anakan ini terlihat indah berwarna hijau sangat kontras dengan langitnya yang biru. sungguh sayang kami dikejar waktu yang sangat mepet dengan jadwal penerbangan kami yaitu jam 18.00 berarti kami paling telat harus sudah sampe Bandara Juanda Surabay pukul 17:00. Perjalan pulang tidah lebih mudah dari berangkatnya. Jalanan masih tetap licin dan berlumpur. Tetapi akhirnya semua sampai juga di tempat penyeberangan dengan kondisi yang penuh dengan lumpur. Setelah mandi dan makan kami langsung tancap ke Surabaya dengan waktu yang semakin mepet. Sampai di Bandara Juanda sekitar pukul 17:30, untung belum terlambat. Dengan wajah letih namum masih terlihat keceriaan. Perjalan di Pulau Sempu menjadi obrolan yang seru dan lucu. Kisah-kisah yang menyedihkan dan perjalanan yang berat  menjadi lucu bila telah terlewati.

Sampai ketemu lagi di perjalanan yang lainnya
.
Semeru? siapa mau ? qiqiqiqiqiqiqi














.


Comments

  1. aaah, ada foto diriku lagi nyari lele di lumpur sempu :)) ayo mas Reno, kita wujudkan jalan-jalan ke semeru :P

    ReplyDelete
  2. putihnya kabut, dingin beku gulita malam
    hangat sinar mentari pertama
    birunya langit dan hijau bukit
    terbungkus aroma tipis khas Bromo

    senyum tipis membungkus tebalnya lumpur sempu
    setiap kubangan setiap tanjakan
    air tanah dahan dan ranting jadi satu
    miliki kenangan tersendiri

    *kangenlumpursempu*

    ReplyDelete
  3. apik om,,,poto keren2,,tulisan e maut2,,,,,cocok wes koyok wartawan,,gaya nulisae iku lo....apik berurutan,,,,,joss om

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts