Mendengarkan dari orang yang tak terduga di tempat yang tak terduga
30 Desember 2011
Di penghujung tahun ini kusempatkan untuk hunting di pelabuhan Sunda Kelapa. Dateng cukup awal sekitar jam dua siang dengan tujuan ingin berbincang-bincang dengan orang sekitar. Seperti biasa aku pesan segelas kopi di warung si "Babe". Babe ini gak pernah mau kufoto, dan akupun menghargainya.
Sembari mencolokan Blackberry yang rakus akan daya battery ini aku mengamati orang-orang di dalam ruangan ini. Mataku tertuju pada bapak-bapak yang sedang membaca koran di sudut ruangan. Sambil mencoba kamera aku mengambil foto bapak ini. Hmm cahayanya bagus juga ini kalo bapak ini menghadap ke kameraku, Kusapalah beliau dan kuminta ijin untuk memfoto beliau, tapi beliaunya keberatan. Untung sudah kuambil pada saat nyoba kamera qiqiqi maaf ya bapak :D. Tapi dengan sapaanku tadi mencairkan suasana hari yang cukup panas ini, ternyata bapak ini menurutku memiliki wawasan yang cukup luas dan memiliki kepedulian dengan bangsa kita ini. Bapak ini ternyata memiliki nama panggilan Pak Sam, beliau banyak bercerita pandangannya terhadap agama-agama yang ada di Indonesia, pak Sam ini mengaku "Moslem KTP", tapi yang menurutku malah berpandangan sangat moderat dan sangat menghormati agama-agama lainnya, banyak yang dibicarakan tapi tak mungkin semuanya kutulis disini karena ada beberapa pandangannya yang akan disalah artikan bagi kaum fanatik. Setelah membicarakan pandangannya tentang Agama. Pak Sam membicarakan tentang masalah-masalah yang menimpa bumi Papua, dan beliau sangat tertarik ketika aku menceritakan bahwa pernah ke Papua selama dua bulan. Disini aku melihat bahwa beliau sangat ingin tahu dan mau mendengarkan cerita atau pendapat seseorang dengan mempersilahkan aku untuk menceritakan keadaan yang pernah kulihat dan kutahu, dan beliau bahasa Inggrisnya jago pisan euy, dan ternyata beliau pernah ke Eropa. pak Sam juga berpandangan bahwa pemerintahan kita ini dapat melihat hal-hal yang kecil tapi tak melihat hal-hal yang besar, apa itu hal-hal yang kecil adalah pungli-pungli di jalanan tetapi tak dapat melihat koruptor yang menghabiskan uang rakyat yang begitu besarnya.
Cuaca sudah mulai bersahabat dan aku pamit untuk memulai huntingku di Pelabuhan Sunda Kelapa ini. Terlihat kesibukkan yang luar biasa kegiatan bongkar muat di pelabuhan ini, ternyata ini adalah hari terakhir di tahun 2011 ini untuk melaksanakan bongkar muat dan akan dilanjutkan di tahun 2012. Sampai aku kepada bapak-bapak yang berkumis tebal dan terlihat cukup sangar. Kudekati beliau dan ternyata sangat ramah dan enak diajak berkomunikasi. Nama Beliau Pak Syafaruddin berasal dari Makasar. Pak Syafaruddin ini merupakan awak kapal yang mengangkut semen, dan rencananya kapal ini akan mengangkut semen ke Pontianak-Kalbar setelah tahun baru. Kutanyakan seringkah pulang ke kampung halaman (rumah)?, jawabnya sungguh membuatku sedikit kaget, setahun sekali jawabnya itupun kalau ada uang. Tidak kutanya lebih lanjut bagaimana anak istrinya karena aku tidak mau melihat duka di matanya dan kulihat dia sangat senang mendapatkan teman bicara. Setelah aku minta ijin untuk moto beliau dan beliau tersenyum :).
Kulanjutkan Hunting dengan sembari berbincang-bincang singkat dengan beberapa orang disini, ada mbak-mbak penjual minuman panas dan makanan ringan asal Banyumas, ada pekerja pelabuhan asal Bali. Beraneka ragam orang-orang disini, terlihat mereka kasar tapi mereka juga memiliki hati nurani. Tersenumlah dan sapalah mereka maka mereka akan tersenyum untukmu, dengarkanlah mereka agar kita dapat memetik pelajaran hidup dari mereka.
Sebelum pulang kuberikan beberapa hasil fotoku ke orang yang pernah kufoto dan yang selalu ada di pelabuhan ini
sangat suka dengan tulisan2 anda apalagi hasil potonya,,,,,apalagi di padu dengan sentuhan BW yang sangat mempesona menambah kesan hidup sebuah cerita di tahun baru ini. APIK om,,,
ReplyDeleteMakasih Daniel Hermanto :)
Deletemanstap... tulisannya ta link-kan yo :)
ReplyDeleteSilahkan bung bintoro suryo :)
Delete