Musibah di Ujung Trek Cianten-Bogor

 Browsinglah aku di dunia maya untuk mencari tahu tentang trek Gowes di "Cianten-Bogor" setelah mendapat ajakan dari seorang teman, ternyata banyak artikel yang menulis tentang trek ini. Kulihat dari foto-foto di blognya orang-orang sangat menarik juga pemandangan di trek ini. Sebenarnya ingin kubawa lensa wide ku tapi kok terlalu besar dan berat untuk masuk di tas backpack untuk gowes, kuputuskan aja untuk bawa satu lensa 35mm ku. 

24 Agustus 2012
Subuh jam 5:00 aku sudah meluncur ke Cianten bareng sama saudaraku Pedro Selino, kami iring2an dengan satu mobil lagi yaitu Ari temanku gowes yang mengajak gowes ke daerah Cianten ini. Di tengah perjalanan kami mengisi perut dulu di sebuah warung nasidan di depan warung tersebut terhampar sawah hijau yang menyegarkan mata dan ada beberapa petani yang sendang menyiangi Sawah. Gak kusia-siakan momen ini kuambil kamera dan foto-foto beberapa frame. Perjalanan dilanjutkan ke daerah PLTA dengan koordinat  S 06.61771 E 106.64290. Disini sudah datang teman-teman dari rombongan kami juga. Dari sini kamu masih ahrus naik ankit lagi menuju titik start di atas dengan koordinat S 06.70245 E 106.61143. Disini ada warung nasi juga dan menjual beberapa perlengkapan untuk gowes seperti Mang Ade di Puncak Nura. 

Tepat pukul 09:45 kami mulai gowes, pemandangan yang disuguhkan sangat menarik, melintasi kebun teh dengan latar belakang pegunungan. Untuk treknya sendiri elevasi tanjakan sekitar 285 meter dan turunan 927 meter diambil dari data Endomondo, terdiri dari jalan tanah, batuan dan aspal. Ikuti aja jalan utamanya tapi di titik S 06.65226 E 106.64543 ambil belokan ke kiri masuk jalan kecil lagi.Rombongan kami terdiri dari 16 orang dan menempuh trek ini selama 6 jam 47 menit dengan jarak tempuh 28.12 km.

Di ujung trek kami melewati bendungan dan terdapat turunan rumput panjang dan cukup curam. Tapi sangat enak untuk melaju kencang disini. Aku melewati turunan dengan cukup kencang dan sempat kaget di ujung turunan terdapat cekungan tanah, untuk menggunakan sepeda fulsus sehing tidak terpental, dibelakangku Pedro mengikutiku dan turun dengan aman. Lalu Pedro ingin mencoba turunan ini lagi dan dia menuntun sepeda untuk menaiki bukit ini. Lalu aku bersiap dengan kameraku untuk mengambil fotonya. Kulihat Pedro sangat kencang menuruni bukit ini dan aku sempat menjepret beberapa kali, lalu di ujung turunan aku berpinda posisi siap-siap mengambil foto secara panning, tapi pada saat itu sepeda Pedro melewati cekungan tanah lalu kaki terlepas dari pedal sepedanya oleng dan aku hanya terbengong tidak mengambil foto dan dissat itu juga tangan pedro salah satunya terlepas dari handle bar. lalu terjatuhlah Pedro terseret di tanah berumpur sejauh sekitar 20 meteran dan lalu masuk ke dalam selokan dan tak terlihat dari tempatku berdiri. Aku bergegas menghampir, dan kulihat selokannya tidak terlalu banyak airnya dan jalur pernafasan Pedro tidak tertutup air. Aku mengambil inisiatif untuk tidak mengangkat dulu karena ditakutkan ada bagian tubuh yang patah tulang.Aku lalu obervasi keadaan Pedro, selintas aku melihat dia agak kesulitan bernafas, muka dipenuhi darah, terdapat dua robekan di atas dahi kiri dan dibawah mata kiri. Aku meminta tissu ke temen-temen yang lain untuk mengelap darah yang masuk sekitar mata akibat darah dari robekan di dahi dan berusaha untuk menenangkan Pedro dan menjaga untuk tetap bernafas dengan tenang dan memberikan kepercayaan ke dia bahwa yang menangani tahu dan paham dalam mengatasi first aid dan tidak lupa menganalkan siapa aku yang menangani. Setelah memastikan tidak ada bagian yang patah aku minta bantuan teman-teman untuk mengangkat pedro ke atas untuk penanganan lebih lanjut, dan beberapa teman mengambil kendaraan untuk evakuasi. Pedro sempat hilang ingatan beberapa saat dan dia menanyakan  sedang berada dimana dan ngapain, lalu kutanyakan namanya dia masih mengingatnya, Pedro sengaja tidak kukasih minum dulu sesuai dengan ajaran yang aku terima dalam penangangan kecelakaan, karena disaat ini semua organ tubuh Pedro berkonsentrasi terhadap luka yang diterima dan dia mengalami shock karena darah menjauh dari permukaan kulit dan kita jangan memberi minuman karena supaya proses alami penyembuhan di dalam tubuh pedro tidak terganggu oleh benda asing yang sebetulnya belum diperlukan saat ini. Jadi yang kulakukan hanyalah membersihan luka memberi rasa nyaman dan aman. Untung beberapa teman membawa obat-obatan dalam penangan pertama kecelakaan. Berangsur-angsur ingatan Pedro pulih dan kembali mengingat semuanya kecuali kejadiaan saat dia mulai jatuh hingga diangkat keluar dari selokan. Setelah kendaraan tiba pedro dibawa ke klinik terdekat dan diberi penanganan lebih lanjut, tapi cukup heran juga kok luka robek tidak dijahit di klinik ini. 

Tiba di rumah sudah cukup malam, dan Pedro kusuruh membersihkan badan makan lalu istirahat, keesokan paginya aku kurang nyaman dengan kondisi luka yang tidak dijahit. Kuputuskan untuk menuju rumah sakit terdekat dari rumah, di UGD diperiksa lebih detail dan diputuskan untuk dijahit, walhasil jahitan empat di dahi. Koordinat terjadinya musibah ini di S 06.62388 E 106.63966.

Sekarang Pedro berangsur-angsur pulih, oke selamat istirahat dari gowes dulu, setelah sembuh kita gowes bareng lagi...

Terima kasih buat temen-temen yang telah banyak membantuk evakuasi musibah ini :)

Salam Stroooong :D

Naik Angkot ke titik Start
Final Check
Pose di depan warung
Pressure check
Reflection
Foto keluarga
Di batas garis
A man and wheel
On track

Bike and Chevron's Pipe

Haus mas?







Bener-bener free styler ...he he he pissss :D


Pedro sedang menuntun sepeda naik ketas untuk mengulangi turunan lagi
Pedro sedang meluncur turun
Sesaat sebelum kehilangan keseimbangan
di dalam selokan yang sebelumnya terseret sekitar 15-20 meter di rumput
Pedro dengan luka-lukanya

Makan es buah dulu :)

Comments

Post a Comment

Popular Posts